Rabu, 21 Desember 2011

Gempa Menurut Ahli Fisika

DR. Badrul Mustafa Kemal
PENDAHULUAN
Menarik, ketika membaca ‘JOURNAL OF GEOPHYSICAL RESEARCH, VOL. 111, B06403, doi: 10. 1029/2005JB004025, 2006’ yang saya dapat dari informasi Pak Zul, senior saya. Anda juga dapat mengunduhnya pada bahagian kanan bawah blog ini. Isinya tentang informasi sejarah terjadinya gempa di Sumatera.
Tulisan tersebut menjadi sealur dengan yang saya dapat pada hari Kamis, 30 Desember 2010, di Gedung Engku Syafei LPMP Provinsi Sumatera Barat. Ada empat acara beriringan dalam satu hari di kantor baru saya tersebut, dimulai dari Sosialisasi PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Penerapannya yang disampaikan oleh Biro Kepegawaian Setjen Kemdiknas Jakarta. Dilanjutkan dengan Sosialisasi Tanggap Bencana Gempa Bumi dan Tsunami oleh pakar gempa Dr. Badrul Mustafa Kemal, Wirid Pengajian oleh Ustad Drs. H. Manaon Lubis, dilanjutkan dengan Arisan Bulanan Dharmawanita dan (tentu saja) makan-makan.
Isi Sosialisasi PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Penerapannya memberikan warning bagi PNS Nakal yang ‘rajin’ mangkir ke kantor, karena ketidakhadirannya akan diakumulasi dalam setahun. Surat Cinta akan sering diterima dari atasan langsung, sampai pinalty cick dengan konsekuensi penundaan KGB, penurunan pangkat, hingga pemecatan. Insya Allah, PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Penerapannya ini akan saya ulas dalam tulisan khusus.
Yang paling menarik adalah Sosialisasi Tanggap Bencana Gempa Bumi dan Tsunami oleh pakar gempa Dr. Badrul Mustafa, Wirid Pengajian oleh Ustad Drs. H. Manaon Lubis. Alasannya jelas, karena Sumatera Barat, sebagai tempat saya tinggal bersama keluarga merupakan daerah rawan bencana gempa dan berpotensi tsunami. Dengan alasan itu lah saya menaruh perhatian yang sangat besar sekali terhadap perkembangan dan analisis para pakar terhadap bencana tersebut. Wirid pengajian juga penting, menjaga agar barometer kecemasan (keimanan) tidak berada di ambang stadium akut.
ENERGI, GEMPA dan ALAM SEMESTA
Menggarisbawahi keterangan DR. Badrul yang mengatakan bahwa penyebab utama dari gempa bumi dan tsunami adalah penumpukan energi di dalam perut bumi yang mengakibatkan pergeseran lempengan permukaan bumi ketika energi tersebut mencari penyalurannya. Inilah yang menyebabkan getaran, baik yang berskala kecil hingga menghancurkan.
Setelah DR. Badrul, tibalah giliran Ustad Lubis. Dengan dialeknya yang kental, ustad tersebut mengupas permasalahan gempa dengan sisi yang berbeda. Beliau secara lugas menjabarkan sejarah kehancuran akibat bencana alam seperti yang dinukil di dalam Al-Qur’an. Kesimpulannya, gempa bumi dan bencana alam lainnya di atas permukaan bumi ini adalah karena menumpuknya dosa yang dibuat manusia, sehingga Allah meluluh lantakkan kaum tersebut untuk menjadi iktibar bagi generasi selanjutnya. Pada akhir ceramahnya, ustad  menyeru agar jangan lagi berbuat dosa, maksiat, serta kejahatan dalam bentuk apapun agar alam terus bersahabat dengan kita.
Secara sepintas pernyataan dua pakar dari disiplin ilmu yang berbeda tersebut seperti bertentangan. Sulit dicari titik temu masing-masingnya. Satu dari pandangan scientist(barat),sementara satunya lagi dari pendekatan mistis (timur) keagamaan. Satu dari sisi Fisika, yang satunya lagi dari sudut Meta-Fisika. Penganut fanatik dari ke dua pandangan ini tidak jarang saling diperdebatkan yang satu dengan lainnya, walaupun tidak secara terang-terangan. Demarkasi tegas langsung dibuat, bahwa pandangan orang fisika hanya bersifat keduniawian belaka. Silahkan tumpuk lembaran-lembaran hasil penelitian kerak bumi. Al-Qur’an menyatakan dengan tegas bahwa penyebab bencana adalah orang-orang yang bergelimang dosa. Kalau sudah sampai di sini, orang fisika pun terdiam.
Apakah betul ke dua pendapat tersebut saling bertentangan? Sulitkah mencari titik temu antara ilmu pengetahuan dengan agama? Benarkah pandangan agama serba abstrak, kuno dan tidak ilmiah? Pertanyaan tersebut akan lebur jika kita mengambil kata kunci dari ke dua pernyataan para pakar di atas, yaitu ‘ENERGI’. Secara fisika yang menggerakkan kerak bumi sebagai penyebab gempa dan tsunami adalah ‘ENERGI BIO TERMAL’ yang terdapat dalam perut bumi. Sementara Al-Qur’an menyatakan bahwa banyak peristiwa bencana di atas bumi ini akibat penumpukan dan letupan ‘ENERGI NEGATIF’/dosa manusia.
Dalam fisika terdapat beberapa hal pokok yang menyebabkan aksi dan reaksi, yaitu momentum, energi, tekanan dan gaya. Ketika berbuat dosapun, elemen-elemen di atas bersinergi di jagad raya ini. Energi negatif maksimum dari setiap individu dapat dihasilkan dari suatu obyek untuk melakukan kerja atif adalah massa obyek (zarah) dikalikan kuadrat dari laju (kecepatan) cahaya. Dahsyatnya ledakan ‘energi negatif’ dari gumpalan dosa tersebut dapat membalikkan bumi dan menenggelamkan peradaban manusia! Kaum ‘Aad, Tsamut, Soddom dan Gomorah adalah segelintir contoh yang direkam dalam Al-Qur’an. Di dunia fisika, hasil dari formula ini telah meluluhlantakkan Nagasaki dan Hiroshima. Einstein, seorang Yahudi yang menyaksikan hasil penelitiannya tersebut terkejut dan tidak menyangka betapa dahsatnya energi yang terkumpul dari massa dan bergandanya pergerakan dengan hitungan kecepatan cahaya!
PENUTUP
Energi merupakan sesuatu yang sudah ada (sedia) dan berkekalan di jagad raya ini. Dengan energi-lah seluruh alam semesta ini beredar menurut kadarnya. Dimasukkan siang ke dalam malam, atau dimasukkan malam de dalam siang merupakan hasil dari kerja energi. Dalam fisika dikenal hukum kekekalan energi, yang menyatakan bahwa energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, namun tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan.
Al-Qur’an mengatakan bahwa setiap zarah dari perbuatan manusia akan dibalas sesuai muatannya, apakah negatif (dosa/neraka) atau positif (pahala/surga) dan mereka kekal di dalamnya! Ketersediaan energi dapat dimanfaatkan dan diamalkan secara luas dalam 99 Asmaul Husna. Kesemuanya adalah Energi dan Sang Maha Pemberi Energi. Anjuran untuk bergaul dengan orang-orang saleh serta penularan dosa akibat perbuatan maksiat dari sebuah rumah ke rumah-rumah sekitarnya menjadi beralasan dan sangat eksakt sekali.
Akhirnya, berpulang kepada diri kita sendiri, energi manakah yang akan kita pilih. Demi Massa! Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali bagi yang memiliki energi positif (beriman) dan mengimplementasikan/mengamalkannya dalam setiap zarah/digital kebaikan. Kalau sudah mengalir energi positif tersebut, bagikan untuk lingkungan dengan jalan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Inilah rahasia yang dimaksud dalam do’a ‘panjang umur’. Umur bukan berarti jumlah hitungan tanggal dari hari kelahiran hingga detik ini, bukan!!! UMUR dalam Al-Qur’an berarti ‘URUSAN/AKTIVITAS’. Dan kepada-Nya-lah diserahkan seluruh kegiatan/aktivitas di alam semesta ini. “…wa ilallahi turja’ul uumur! (Al. Hadiid;4)’.
Semoga alam semesta beserta isinya merespon positif setiap energi positif yang kita semua hasilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar